Mewujudkan suatu mimpi tentu tidak mudah, ada sebuah tantangan dan rintangan yang pasti dihadapi. Semua manusia yang sehat pasti memiliki cita-cita, yang bisa jadi cita-cita itu oleh orang lain dan bahkan kita sendiri menganggapnya sebagai mimpi. "Setiap orang pasti mempunyai mimpi besar dalam hidupnya. Namun, tidak semua orang dapat mewujudkannya" ucap Tere, seorang guru muda berpretasi dari NTT ketika menyampaikan kata pengantar pembuka sebagai pemateri pada perkuliahan ketiga malam Juma'at, 7 Agustus 2020.
Tere dengan nama asli Theresia Sri Rahayu, S.Pd.SD, kelahiran Kuningan, 13 September 1984, merupakan seorang guru SD di Sumba Kabupaten Sumba Tengah NTT, tepatnya bertugas di SDN Waihibur. Sebagai Narasumber Tere memiliki mimpi layaknya kita semua manusia normal dan sehat, namum mimpi yang dia miliki menurutnya menjadi catatan sejarah dalam perjalanan karir dan hidupnya. Dibenak peserta perkuliahan belajar menulis gelombang 15 muncul pertanyaan. Lantas apa mimpi seorang Tere? bagaimana mewujudkan mimpinya ?
Sebagai seorang guru disamping sebagai ibu rumah tangga merupakan tantangan yang harus dia hadapi dalam mewujudkan mimpinya. Mimpi menjadi Penulis di Penerbit Mayor adalah mimpi besar baginya, karena dia menyadari sebagai pemula tentu tidaklah mudah untuk diterima. Kebuntuan selama ini untuk mewujudkan mimpi terbuka setelah bergabung pada kelas belajar menulis gelombang 4 bersama Omjay.
Bagi Tere ada kesan yang menjadi ingatan selama hidupnya ketika mengikuti kelas belajar menulis di gelombang 4. Saat itu pemateri memberikan tantangan kepada peserta, yaitu menulis buku dalam waktu seminggu. Prof. Richardus Eko Indrajit sebagai narasumber kala itu melelang topik bukunya untuk dipilih oleh peserta perkuliahan belajar menulis gelombang 4, memiliki banyak topik yang beliau sampaikan di youtobe ekoji chanel. Mampukah seorang Tere menyelesaikan tantangan tersebut ?
https://www.youtube.com/channel/UCa3LCo2Zjy_h_NaWz1V2jOw
Ubiquitous Learning topik yang Tere pilih saat itu, muncul dari rasa penasaran keingintahuannya. Perasaan yang tak dapat terlukiskan, ketika judul yang ia ajukan mendapat respon dari seorang profesor, yang selama ini tak terbayang dari seorang guru di desa.
"Membangun Ekosistem Ubiquitous Learning Dalam Konsep Merdeka Belajar. " adalah judul yang sudah di tambahkan oleh profesor dari judul semula yang Tere ajukan "Membangun Ubiquitous Learning Dalam Konsep Merdeka Belajar. ". Rasa takut menghantui perasaan Tere, ketika Profesor mengumumkan waktu untuk presentasi. Berbagai pertanyaan berkecamuk dari dalam diri Tere, mampukah aku ? salah satu pertanyaan dari dalam diri tere.
Perasaan cemas, panik bercampur strees terus menghinggapi perasaannya, kesibukan selama pembelajaran Pandemi sebagai guru SD semakin menambah bumbu stres. Tugas yang diemban selama Pandemi Covid-19, harus membuat LKS sendiri untuk siswa, sementara sang profesor mensyaratkan minimal 100 halaman yang ditulis dengan 5 bab. Spasi tunggal, huruf verdana ukuran kertas A5. Membuatnya berpikir keras untuk merubah tulisan sembari belajar cara membuat index dan daftar pustaka serta daftar isi otomatis.
Terlanjur basah mandi sekalian salah satu pepatah yang memberi energi positif, mendorongnya harus menyelsaikan tulisan. Seorang ibu rumah tangga itu harus mengatur waktu demi mewujudkan mimpi besarnya. Kembali berkecamuk beraduk rasa dalam diri Tere sehingga tidak nyenyak tidur setelah menyerahkan semua naskah kepada sang profesor.
Penantian panjang dan pengorbanan yang dilakukan Tere berbuah manis ketika tanggal 3 Juli 2020, ketika Theresia Sri Rahayu menerima Proof naskah buku dan surat perjanjian dari penerbit Andi.
Sekelumit kisah seorang Tere, mewujudkan mimpi ketika memberi motivasi kepada peserta kelas belajar menulis gelombang 15 pada jum'at malam tanggal 7 Agustus 2020. Ada pesan Tere untuk peserta khususnya bagi penulis dari kisah pengalaman Tere dalam mewujudkan mimpinya yaitu, tidak harus mundur dari tantangan, tapi pandailah mengatur waktu.
Peserta Kelas Belajar Menulis Gelombang 15
10 Komentar
Gaya menulis yang lain lagi. Apa pun gayamu, pesan tersampaikan.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusMantap resume nya Pak Johan...
BalasHapusberkenan berkunjung ke
http://etiknurintobantarbolangpemalang.blogspot.com/2020/08/untaian-inspirasi-dari-kisah-mewujudkan.html
ya pak.siap
Hapusya pak.siap
HapusLuar biasa perjuangannya. Salut dengan ibu tere
BalasHapusBagus niann
BalasHapusTrimakasih bu
HapusBagus niann
BalasHapusblognya apa bu?
Hapus