STPPA adalah tingkat pencapaian perkembangan sebagai aktualisasi potensi aspek perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya masing-masing sebagai dasar guru, orang tua dan masyarakat untuk memberikan stimulan. Sebenarnya dilema ini menjadi tantangan yang dihadapi oleh guru/tutor PAUD telah berlangsung lama yakni bukan pada bagaimana menafsirkan atau aplikasinya STPPA disatuan, tetapi lebih pada tantangan situasional di masyarakat dalam artian bahwa masyarakat dengan tingkat pengetahuan yang heterogen terhadap proses di PAUD yang menuntut anak PAUD harus sudah bisa membaca. Guru/tutor PAUD harus mengikuti pelatihan k 13 dan Diklat berjenjang. Namun saat ini perlu terus disosialisasikan kepada masyarakat dalam hal ini ortu termasuk rekan seprofesi guru SD terutama guru kelas 1. Pertama untuk rekan seprofesinya bahwa pada PAUD itu dikenal dengan STPPA dan di SD dan jenjang lainnya adalah SKL. calistung merupakan kompetensi minimal di SD, sebagai dasar memberikan stimulan pada jenjang berikutnya. Lantas salahkan apabila ada anak PAUD yang sudah bisa membaca ? tentu tidak salah. Yang kurang tepat adalah memaksakan anak PAUD usia 5-6 tahun harus bisa membaca, kenapa ? karena Perkembangan anak pada usia tersebut baru keaksaraan awal, inilah dasar untuk teman pendidik di SD untuk memberi stimulan supaya bisa calistung. Jika ada anak PAUD ada yang sudah bisa membaca tentu ini merupakan dasar bagi guru SD untuk memberi stimulan yang berbeda pada anak lain dengan usia dan kelas yang sama, nah yang menjadi masalah apabila di SD anak belum bisa calistung. Untuk itu melalui bidang PAUD Disdik Mura gencar melakukan kegiatan Parenting, siapa sasarannya? masyarakat tentu yang terdiri ortu, bisa guru PAUD, SD, SMP, SMA dan semua. Dan satu lagi supaya semakin tidak jauh memahami arti bermutu pada PAUD. Satuan PAUD yang bermutu adalah PAUD HI (Holistik Integratif) yang melaksanakan minimal 5 Layanan, diantaranya :1. Layanan Pendidikan. 2. Layanan Pengasuhan. 3. Kesehatan, Gizi dan Perawatan. 4 Layanan Perlindungan, 5. Layanan Kesejahteraan. Dari 5 Layanan tersebut jelas PAUD yang bermutu pasti dan harus banyak mitra, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Kepolisian, Pemerintah Desa, Pukesmas, Posyandu, Disdukcapil, BKKBN, Organisasi Mitra dan lain-lain.
Tantangan guru/ tutor PAUD menjadi semakin komplek dengan keadaan Pandemi Covid-19 saat ini. Semua harus menyadari pencapaian perkembangan anak tetap harus dipantau oleh orang tua dan guru. Layanan Pendidikan tetap harus dilakakukan meskipun pembelajaran jarak jauh secara luring untuk PAUD di Musi Rawas lebih cocok, seperti Guru kunjung, bersama orang tua memantau kesehatan tidak hanya memberikan tanggungjawab mendidik. Guru Kunjung juga dapat memberikan layanan perlindungan dengan mendidik disiplin PHBS, dan protokol kesehatan menunjukan upaya melindungi anak terhadap penyebaran Covid-19. Untuk tetap mewujudkan PAUD yang bermutu, guru PAUD harus terus berupaya melakukan kreasi dan inovasi memperbanyak jejaring sehingga dapat tetap memberikan layanan pendidikan, pengasuhan, kesehatan, perlindungan, dan kesejahteraan. Di masa pandemi covid-19, guru PAUD bersama kepala satuan PAUD berupaya mendidik masyarakat juga bahwa saat ini dengan penetapan zona Musi Rawas yang belum hijau, perlu perlindungan dengan anak PAUD. Memberikan perlindungan tidak hanya dengan memberi masker, cuci tangan, di tes thermo gun, tapi juga dengan memberikan layanan pendidikan melalui kunjungan rumah (Home Visit), guru kunjung dengan jadwal pengaturan yang sudah ditetapkan bersama di satuan menjadi alternatif pembelajaran jarak jauh luring, dengan tdak melaksanakan tatap muka di satuan, bertujuan untuk melindungi anak PAUD terpapar covid-19, dalam perjalanan menuju satuan. Pada masa ini guru PAUD juga dihadapkan pada masalah orang tua siswa yang memaksakan untuk tetap belajar tatap muka di satuan, kembali galaulah guru PAUD.
Semoga Pandemi covid-19 segera berakhir, akankah guru PAUD masih dihadapkan dengan tantangan atau dilema yang pertama ?
4 Komentar
Baik siap laksanakan paud karya sakti memang penting kegiatan bagi lembaga paud agak sinerji antara guru Dan wali murid
BalasHapusBatul sekali Pak
BalasHapuskalo saya boleh menyimpulkan tulisan bapak, pada intinya tujuan dari pendidikan anak usia dini (PAUD) adalh untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal pada segala aspek perkembangan anak baik material maupun spiritual, yang diintegrasikan dalam 6 aspek perkembangan anak yaitu ; NAM, FISMOT, KOGNITIF, BAHASA, SOSEM dan SENI,yang dikemas dalam kesatuan dan diberikan secara menyeluruh anatara jiwa dan raga anak untuk memenuhi kebutuhan esensial anak, yang didalamnya terbuat pemenuhan kebutuhan kesehatan, gizi, pola pngasuhan dan perlindungan anak.
Semoga Pandemik Gak Bikin Panik
Terimakasih sudah meninggalkan rekam pendapat, mendidik masyarakat dengan digital
BalasHapusTerimakasih atas artikelnya pak
BalasHapusselaku pendidik berharap orang tua maupun masyarakat dapat memahami bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan guna mengoptimalkan perkembangan melalui rangsangan pendidikan agar anak siap memasuki pendidikan lebih lanjut
Kami juga berharap agar orang tua memahami kami mengenalkan pembelajaran melalui kegiatan bermain dan permain
Bukannya paud itu cuma main dan bernyanyi
Semoga wabah COVID ini cepat berlalu dan semua kembali seperti semula